Rabu, 06 Januari 2016

Karya Tulis PPKn



DEMOKRASI PANCASILA DALAM KEBUDAYAAN
BALI DI PUJA MANDALA

KARYA TULIS

Diajukan sebagai bagian dari Persyaratan Penyelesaian Akhir Studi


oleh

Rini S F
10117003





SEKOLAH MENENGAH ATAS
2015


.








 .



BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                                    
A.    Latar Belakang Masalah
            Dalam Kebudayaan Bali menyimpan banyak potensi nilai-nilai demokrasi yang hingga kini masih dijadikan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai itu merupakan ide-ide yang mengkonsepsikan hal-hal yang paling penting dalam kehidupan bermasyarakat, kemudian diikuti dengan norma dan hukum, yang akan banyak menentukan corak kehidupan demokrasi masyarakat.
            Perwujudan dari nilai-nilai demokrasi itu   antara lain dapat terlihat  dapat terlihat saat kita mengunjungi Puja Mandala, dimana disana terdapat lima tempat ibadah yang berbeda dalam satu lokasi. Disana masyarakatnya terlihat rukun, juga sangat mentoleransi dengan yang berbeda agama. Tentunya dalam pembuatan tempat ini, diadakan musyawarah antara pemerintah dengan masyarakat untuk mencapai keseakatan (mufakat).
            Masyarakat Bali menempuh jalan musyawarah untuk melakukan pendekatan spiritual yang mengandung pesan perdamaian, persatuan dan toleransi yang tidak mengenal ras, negara, etnik, agama dan telah mendapat simpati masyarakat lokal, nasional dan dunia. Nilai-nilai demokrasi itu merupakan modal bagi pengembangan kebudayaan Bali masa kini dan masa mendatang.
            Nilai-nilai demokrasi yang erat kaitannya dengan kebudayaan Bali adalah:
1)      Menghargai kebebasan tiap individu (kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut tiap individu)
2)      Mengindahkan tata karma.
3)      Semangat kerja sama (gotong-royong).
4)      Kesetaraan atas hak-hak warga.
5)      Adanya musyawarah mufakat.
6)      Toleransi antar umat beragama
            Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti Analisis terhadap Penerapan Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila dalam Kebudayaan Bali.di Puja Mandala.

B.     Rumusan Masalah
            Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah :
a.          Bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya  tentang menghargai kebebasan tiap individu (kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut tiap individu) ?
b.         Bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang mengindahkan tata karma?
c.          Bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang semangat kerja sama (gotong-royong)?
d.         Bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang kesetaraan atas hak-hak warga?
e.          Bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang adanya musyawarah mufakat?
f.          Bagaimana penerapan nilai-nilai  demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang toleransi antar umat beragama?
                           
C.    Tujuan Penelitian
            Penulisan karya tulis ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
            Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan karya tulis ini adalah :
a.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya  tentang menghargai kebebasan tiap individu (kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut tiap individu).
b.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang mengindahkan tata karma.
c.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai  demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang semangat kerja sama (gotong-royong.
d.      Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai  demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang kesetaraan atas hak-hak warga.
e.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang adanya musyawarah mufakat
f.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai  demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali khususnya tentang toleransi antar umat beragama.

D.    Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini, yaitu :
a.       Memberikan tambahan pengetahuan mengenai nilai-nilai Demokrasi Pancasila
b.      Memberikan informasi penerapan nila-nilai demokrasi pancasila dalam kebudayaan Bali.
c.       Menumbuhkembangkan wawasan tentang penulisan karya ilmiah.

.




BAB II
LANDASAN TEORI
                                                                             
A.    Pengertian Nilai
            Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia:
Nilai adalah taksiran, sifat-sifat (hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mencapai tujuannya.
            Menurut Robert M.Z. Lawang, nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai itu.
            Dalam pengertian sosiologis nilai dipahami adalah ukuran yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai pola tuntunan pola perilaku setiap manusia di masyarakat. Nilai diyakini sebagai sesuatu yang dianggap benar dan baik, dan nilai juga batasan pembeda antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan salah atau yang pantas dan tidak pantas.
Macam-macam nilai:
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.



                  b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
                  c. Nilai etika adalah nilai baik buruk.
            Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai adalah suatu kualitas yang berguna bagi manusia.

B.     Pengertian Demokrasi         
            Istilah demokrasi demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat dan kratein artinya pemerintah. Secara sederhana, , demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat, dalam hal ini kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Diantara beberapa pengertian tentang demokrasi, barangkali pengertian yang dikemukakan oleh Abraham Lincoln dapat merangkum makna demokrasi dalam sebuah kalimat sederhana. Menurut Abraham Lincoln demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pengertian demokrasi menurut para ahli :
1. Harris Soche :
            Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan melekat pada diri rakyat, diri orang banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

2. Henry B. Mayo :
            Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
3. C.F. Strong :
            Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikutserta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya kepada mayoritas itu.
4. Samuel P. Huntington :
            Sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang jujur, adil, dan berkala, dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
6. Abraham Lincon (AS, 1863) :
            Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
            Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan secara singkatnya demokrasi adalah sistem yang berkedaulatan rakyat dengan mengedepankan rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
C.     Pengertian Demokrasi Pancasila
            Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian serta budaya hidup bangsa Indonesia. Kedaulatan rakyat yang didambakan ialah kedaulatan yang berdasarkan musyawaah. Demokrasi yang demikian itu meliputi bidang poitik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, serta persatuan dan kesatuan bangsa.
            Dasar Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
            Makna Demokrasi Pancasila pada dasarnya adalah perluasan keikutsertaan rakyat dalam berbagai kehidupan bermasyarakat dan kehidupan bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan permainan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara diatur secara melembaga. Hal ini berarti, keinginan-keinginan rakyat tersebut dapat disalurkan baik melalui lembaga-lembaga Negara maupun melalui organisasi politik, organisasi massa, dan media politik lainnya.

-          Pengertian Demokrasi Pancasila menurut Ensiklopedia Indonesia::
      Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, social dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.
-          Pengertian Demokrasi Pancasila menurut Prof. Dardji Darmadihardja, S.H. :
      Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
-          Pengertian Demokrasi Pancasila menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H. :
      Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
      Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan demokrasi pancasila adalah suatu sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat dengan Pancasila sebagai ideologinya.


D.    Pengertian Nilai-nilai Demokrasi Pancasila
            Dari uraian-uraian pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila adalah suatu aktivitas atau tindakan yang merupakan sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan yang berkedaulatan rakyat berdasarkan prinsip Pancasila.
            Dari sumber buku menjelaskan bahwa sila ke-empat yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”, mengartikan bahwa Pancasila pada sila keempat ini adalah penjelasan nilai demokrasi, yang memiliki makna :
-          Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
-          Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
-          Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
-          Bermusyawarah sampai mencapai kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

E.    Pengertian Kebudayaan
            Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
            Dari beberapa pengertian tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.

F.     Kebudayaan Bali
            Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama Hindu. Masyarakat Bali mengakui adanya perbedaan, yang sering ditentukan oleh faktor ruang, waktu, dan kondisi di lapangan. Hal inilah yang menyebabkan kebudayaan Bali bersifat selektif dalam menerima dan mengadopsi pengaruh kebudayaan luar. Kebudayaan Bali dapat dikatakan masih khas atau asli karena masyarakatnya memegang teguh budaya dari nenek moyang mereka dan belum terpengaruh oleh budaya lain.
            Unsur-unsur kebudayaan Bali:
a.       Bahasa
            Bahasa Bali terdiri dari 3 bahasa, yaitu bahasa bali alus, bahasa bali madya, bahasa bali kasar.
b.      Kemasyarakatan
            Lembaga kemasyarakatan pada masyarakat Bali adalah bersifat tradisional, yaitu Desa (berdasarkan satu kesatuan wilayah), Banjar (satu kesatuan wilayah dibawah desa), Subak (turun temurun oleh masyarakat umat Hindu Bali), dan Sekeha (lembaga sukarela yang dibentuk atas dasar tujuan-tujuan tertentu.
c.       Agama
            Penduduk Bali 95% mayoritas beragama Hindu, dulunya mereka penganut kepercayaan yang percaya pada alam, namun setelah proses adaptasi dari penduduk keturunan Majapahit agama Hindu menjadi sangat dominan. Kepercayaan Hindu di Bali sedikit berbeda dengan kepercayaan Hindu yang berasal dari kerajaan Majapahit yang mulanya berawal dari India, karena kebudayaan Bali telah melalui proses adaptasi dari dua macam penduduk tersebut.
d.      Kesenian
            Kesenian pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsure yang tampak digemari oleh warga masyarakatnya, sehingga terlihat seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan masyarakat Bali. Kesenian merupakan satu focus kebudayaan Bali. Daerah Bali sangat kaya dalam bidang kesenian, seluruh cabang kesenian tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakatnya yang meliputi seni rupa, seni pertunjukan dan seni suara.
e.       Rumah Adat Bali
            Pada umumnya bangunan tradisional Bali selalu dipenuhi dengan pernak-pernik yang berfungsi untuk hiasan, seperti ukiran dengan warna-warna yang kontras. Selain sebagai hiasan mereka juga mengartikan dengan makna tertentu sebagai ungkapan terimakasih kepada sang pencipta, serta symbol-simbol ritual seperti patung. Bali memiliki cirri khas arsitektur yang timbul dari suatu tradisi, kepercayaan dan aktifitas spiritual masyarakat Bali itu sendiri yang diwujudkan dalam berbagai bentuk fisik bangunan yang ada. Seperti rumah, pura sebagai tempat suci umat Hindu, dan lain-lain.

G.     Pengertian Menghargai Kebebasan Tiap Individu
            Menghargai kebebasan tiap individu artinya menghormati hak-hak tiap perorangan dengan tidak adanya larangan maupun paksaan dari pihak manapun terkait dengan apa yang dilakukannya sesuai dengan ketentuan hokum yang berlaku, seperti :
-          Kebebasan mengeluarkan pendapat, adalah kebebaan atau hak tiap individu untuk mengeluarkan, menyampaikan hasil pemikiran atau perkiraannya terhadap suatu hal/masalah.
Ketentuan yang mengatur dan menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat dapat dilihat pada pasal 28 dan 28E UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 1998.
Pasal 28 : “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
Pasal 28E : “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
UU No. 9 Tahun 1998 : “Kemerdekaan mengemukakan pendapat merupakan hak asasi setiap warga Negara, baik secara lisan maupun tulisan.”
-          Kebebasan berkumpul, yakni kebebasan dalam berbaur dengan orang lain, dengan maksud yang telah sesuai dengan peraturan yang ada.
Kebebasan ini juga diatur dalam Pasal 28 UUD 1945.
-          Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut tiap individu, adalah kebebasan yang mengizinkan tiap orang untuk memiliki agama, serta menjalankannya sesuai aturan dalam agama yang dianutnya.

H.    Pengertian Mengindahkan Tata Krama
            Mengindahkan tata krama adalah suatu tindakan atau perbuatan yang menceerminkan suatu kepribadian atau kebiasaan dalam bersopan santun.
I.     Pengertian Semangat Kerja Sama
            Semangat kerja sama adalah sikap yang mendorong kekuatan badan untuk berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama, missal :
-          Gotong-royong, yaitu kegiatan sosial berupa rasa kebersamaan tanpa pamrih dari tiap individu untuk meringankan beban.

J.        Pengertian Kesetaraan atas Hak-Hak Warga
            Kesetaraan hak-hak warga adalah adanya kesamaan dalam hak-hak tiap warga, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.

K.      Pengertian Adanya Musyawarah Mufakat
            Adanya musyawarah mufakat artinya adanya proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan bersama.

L.    Pengertian Toleransi Antar Umat Beragama
            Toleransi antar umat beragama adalah sikap menghargai dan menghormati serta menerima setiap perbedaan agama serta cara menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh tiap individu.
Toleransi antar umat beragama tercantum dalam UUD 1945 Pasal 29 yang berbunyi:
Ayat 1 : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat 2 :Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Metode dan Teknik Penelitian
           Dalam pembuatan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskripsi karena masalah yang diungkap berkenaan dengan yang ada dan terjadi saat ini.
Adapun teknik pengamatan yang digunakan adalah :
1.      Metode Observasi
Dalam hal ini penulis langsung mengamati ke objek penelitian.
2.      Metode Study Literatur
Dalam hal ini penulis memanfaatkan keterangan yang ada dalam buku atau sumber-sumber lain yang bersangkitan.
3.      Metode Deskriptif Analisis
Metode penelitian yang merumuskan masalah pada fakta yang ada pada waktu berlangsungnya penelitian.

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
           Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil objek penelitian yang berlokasi di Bali. Tempat yang dijadikan objeknya yaitu Puja Mandala.


Adapun waktu penelitian ini adalah :
Hari                :  Selasa
Tanggal          :  9 Juni 2015
Waktu                        : 12.00 s.d 13.00 WITA

A.    Instrumen / Alat pengumpul Data
           Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis dibantu oleh adanya pedoman observasi. Penulis turun langsung ke lapangan, selain itu untuk mndapat sumber ilmiah penulis datang ke perpustakaan dan mencari informasi di internet. Adapun alat yang digunakan yaitu :
1.      Media elektronik dan media cetak.
2.       Literatur.

.



BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang menghargai kebebasan tiap individu
            Penerapan nilai-nilai demokrasi pancasila dalam kebudayaan Bali di Puja Mandala khususnya tentang menghargai kebebasan individu, meliputi:
-          Kebebasan mengeluarkan pendapat
Dalam penerapan di bidang ini, setiap individu berhak dan bebas menyampaikan pendapat hasil pemikirannya, yakni ketika pembangunan Puja Mandala, segala bentuk pemberian pendapat dari warga mengenai pembangunan ini diizinkan bahkan diharapkan oleh pemerintah.
-          Kebebasan berkumpul
Dalam penerapan di bidang ini ketika di Puja Mandala, terlihat saat sama-sama berkumpul ketika melakukan ibadah bersama-sama, perkumpulan antara masing-masing agama.
-          Kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut tiap individu Penerapan dalam hal ini, sangat terlihat di Puja Mandala, yakni dengan mayoritas 80% masyarakat Bali yang beragama Hindu, membebaskan setiap individu dalam hal menganut agamanya, serta membebaskannya menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing. Masyarakat bebas memasuki tempat peribadatan sesuai agama mereka serta melakukan peribadatan di Puja Mandala, yang tentunya sesuai agama masing-masing.
              
B.    Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang mengindahkan tata karma
            Mengindahkan tata krama dalam hal penerapannya ini ketika di Puja Mandala, sangat amat terlihat. Tata krama yang merupakan identitas suatu bangsa. Budaya orang Bali yang terkenal dengan keramah-tamahannya. Penerapan mengindahkan tata krama ini diterapkan dalam cara berbicara yang sopan dan santun, menerima tamu secara terbuka, melayani tamu dengan penuh tanggung jawab, bertemu dengan seseorang menyalami dan menyapa, berpakaian sopan serta sesuai dengan kondisi dan tempat.

C.     Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang semangat kerja sama (gotong-royong).
            Menurut Nitisastra (ajaran Hindu), masyarakat Indonesia menganut konsep bahwa hal yang bernilai tinggi adalah apabila manusia itu suka bekerjasama dengan sesamanya berdasarkan rasa solidaritas yang besar. Konsep ini bisa disebut nilai gotong royong, mempunyai ruang lingkup yang amat luas karena hampir semua karya manusia itu biasanya dilakukan dalam rangka kerjasama dengan orang lain. Kerjasama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional di Bali, terutama di Puja Mandala diantaranya dilakukan matembung (kegiatan umat Hindu) yaitu melakukan suatu perbuatan yang mengandung arti saling membantu satu sama lain berdasarkan atas kepatutan. Juga tercermin bagaimana nilai-nilai kerbersamaan, kerjasama, gotong-royong itu dijunjung tinggi, dengan solidaritas yang tinggi dalam suka dan duka, baik dan buruk ditanggung bersama.

D.    Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang kesetaraan atas hak-hak warga
            Jaminan atas masyarakat yang majemuk (etnisitas, agama, ras, gender, kelas, status sosial) dan pengakuan status kelompok-kelompok minoritas (etnis, agama, ras, gender, kelas, status sosial) Setiap makhluk hakekatnya sama, karena semua makhluk adalah bersaudara, bagaikan sebuah keluarga sehingga semestinya ada kesetaraan dan penghargaan terhadap hak-hak setiap orang. Di masa kerajaan dan pemerintahan kolonial dahulu, status sosial dan pekerjaan ditentukan oleh kasta. Pemimpin berasal dari kasta ksatria. Setelah kemerdekaan, kasta tidak lagi tegas. Pekerjaan dan tingkatan masyarakat ekonomi bervariasi, tidak tergantung kasta. Peran perempuan dalam pengambilan keputusan masih sangat terbatas. Tidak ada ketua adat perempuan, meskipun ada organisasi khusus perempuan, yaitu krama istri. Namun, dalam penyelenggaran upacara adat, perempuan memegang peranan yang penting.

E.    Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang adanya musyawarah mufakat
            Penerapan musyawarah mufakat di Bali ini salahsatunya ditunjukkan saat pembuatan bangunan Puja Mandala, adanya perundingan terlebih dahulu sehingga menghasilkan suatu keputusan yang disepakati bersama. Berbagai macam faktor dan pertimbangan yang mendasari pembangunan tempat ini bermula dari ide dan keinginan untuk membangun Masjid di kawasan Nusa Dua, kemudian disusul dengan ide dan inisiatif dari pemerintah pusat untuk mendirikan sebuah kompleks dengan lima tempat ibadah yang berdiri di satu tempat. Dimulailah perundingan tentang pembangunan Puja Mandala yang akhirnya dapat disepakati bersama.

F.     Penerapan nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam kebudayaan Bali, khususnya tentang toleransi antar umat beragama
            Bali merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh sebagian masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian besar penduduk Bali beragama Hindu (80%), Islam (sekitar 15%). Sisanya beragama Kristen dan Buddha. Akan tetapi, kerukunan anat umat beragama terjaga dengan amat baik, yang dapat dilihat dari kehidupan masyarakat sehari-hari yang tidak saling membedakan agama ataupun ras, tidak membatasi penganut agama lain untuk melakukan ibadah dan aktifitas keagamaannya. Dalam hal ini, Puja Mandala dianggap sebagai simbol atau perwujudan dari toleransi antar umat beragama yang bangunannya terdapat tempat peribadatan lima agama tanpa adanya pergesekan..


                                           pewisata dari berbagai agama bisa sangat nyaman  berkunjung ke Bali, dan tidak perlu ragu masalah peribadatan.
            Nilai-nilai demokrasi dalam kebudayaan Bali yang ada mesti terus dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Pengembangan yang mengandung maksud pelestarian nilai-nilai demokrasi pancasila dalam kebudayaan daerah, tidak terkecuali kebudayaan Bali di Puja Mandala.


 .



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
            Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya penulis menyimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi pancasila dalam kebudayaan Bali di Puja Mandala sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia agar lebih sejahtera lagi, khusunya dalam hal:
1.      Menghargai kebebasan tiap individu, yang didalamnya terdapat kebebasan menyampaikan pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasaan     menganut agama, serta kebebasan menjalankan ibadah sesuai             kepercayaan masing-masing.
2.      Mengindahkan tata krama yang menyangkut keramah-tamahannya yang menjadi nilai plus.
3.      Semangat kerja sama yang berupa gotong royong dengan solidaritas yang tinggi dalam suka dan duka, baik dan buruk ditanggung bersama.
4.      Kesetaraan hak-hak warga yang berupa jaminan dan pengakuan status kelompok minoritas bagai sebuah keluarga.
5.      Adanya musyawarah mufakat yang berupa perundingan bersama yang menghasilkan suatu keputusan yang disepakati bersama sehingga terbentuklah bangunan Puja Mandala, walaupun terdapat perbedaan pendapat yang beragam dalam musyawarah.
6.      Toleransi antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama terjaga dengan amat baik dengan Puja Mandala dianggap sebagai simbol atau perwujudan tanpa adanya pergesekan.

B. Saran
            Dari uraian diatas, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1.      Sebaiknya perlu ada penanaman menghargai kebebasan tiap individu, yang tentunya bukan kebebasan buta yang tidak mengenal aturan tetapi yang berdasarkan hukum perundang-undangan yang berlaku.
2.      Sebaiknya pengindahan tata krama harus dipertahankan agar pewisata lokal maupun asing betah berkunjung ke Bali, terutama Puja Mandala.
3.      Sebaiknya kerjasama antar individu harus selalu terjaga kekompakannya.
4.      Sebaiknya memiliki kedudukan yang sama antara warga dengan para pemimpin, juga penyetaraan terhadap hak dan peran para wanita.
5.      Sebaiknya lebih dikembangkan sikap menghormati pendapat atau keputusan orang lain dalam musyawarah.
6.      Sebaiknya tetap pertahankan sikap toleransi antar umat beragama nya tersebut agar Bali khususnya Puja Mandala lebih dikenal sehingga para pewisata dari berbagai agama bisa sangat nyaman  berkunjung ke Bali, dan tidak perlu ragu masalah peribadatan.
            Nilai-nilai demokrasi dalam kebudayaan Bali yang ada mesti terus dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Pengembangan yang mengandung maksud pelestarian nilai-nilai demokrasi pancasila dalam kebudayaan daerah, tidak terkecuali kebudayaan Bali di Puja Mandala.

.




DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.B. dan Deli, T. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Penabur           Ilmu.
Abdulkarim, A. 2013. Pancasila and Civic Education. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Elisanti. dan Rostini, T.2009. Sosiologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen       Pendidikan Nasional.
Wardi, dkk.2013. Lengkap UUD 45 dan Amandemen-Amandemennya. Jogjakarta:            Laksana.

Sumber Internet:
Astalog. (2015). Nilai Demokrasi dalam Pancasila. (online). http://www.astalog.com        /2474/nilai-demokrasi-dalam-pancasila.htm. (diakses 20 September 2014)
Djupri, N. (2010). Budaya Demokrasi Indonesia. (online). http://www.nis-wa.com/            2010/08/budaya-demokrasi-indonesia.html. (diakses 10 September 2015)
Farariaraissmanema. (2015). Widya Wisata Amazing Bali 2015. (online). http://            farariaraissmanema1.blogspot.in/2015/06/puja-mandala-simbol-toleransi.                 html. (diakses 18 September 2015)
Frillyfayraitaru. (2012). Kebudayaan Bali. (online). http://frillyfayraitaru.wordpress            .com/2012/11/14/kebudayaan-bali/. (diakses 18 September 2015)
Handika. (2013). Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pancasila. (online). http://han            dikap60.blogspot.in/2013/02/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam.html. (diakses        14 September 2015)
Informasiana. (2013). Pengertian Demokrasi Pancasila, Ciri, Niai dan Prinsipnya.             (online). http://informasiana.com/pengertian-demokrasi-pancasila-ciri-nilai     -dan-prinsipnya/. (diakses 16 September 2015)
Insanwisata. (2013). Puja Mandala, Harmonis dalam Keberagaman. (online). http://         insanwisata.com/puja-mandala-harmonis-dalam-keberagaman/. (diakses 17 September 2015)
Madatantra. (2013). Implementasi Nilai Pancasila dalam Masyarakat. (online). http://            madatantra.weebly.com/9/post/2013/08/implementasi-nilai-pancasila-dalam-           masyarakat.html. (diakses 16 September 2015)
Suacana, I.W.G. (2014). Nilai-nilai Demokrasi dalam Kebudayaan Bali. (online).             https//wgsuacana.wordpress.com/2014/01/19/nilai-nilai-demokrasi-dalam-   kebudayaan-bali-2/. (diakses 9 September 2015)
Sujito. (2009). Demokrasi dalam Budaya Masyarakat Bali. (online). http://jito-um. blogspot.in/2009/05/demokrasi-dalam-budaya-masyarakat-bali.html. (diakses            18 September 2015)